Selasa, 25 April 2017

Pengaruh Perubahan Sosial

PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DI INDONESIA



PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DI INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Peluang masyarakat Indonesia untuk memperoleh mata pencaharian baik dalam bidang pertanian maupun non-pertanian terkait erat dengan persoalan ketersediaan sumber daya, beragam pelaku dan kepentingan terhadap sumber daya, aturan formal dan informal yang diberlakukan, serta hubungan sosial ekonomi dan budaya. Aspek-aspek tersebut secara langsung atau tidak langsung saling pengaruh mempengaruhi pilihan bentuk penghidupan masyarakat, karena menentukan akses dan kontrol masyarakat atas sumber penghidupan, mekanisme-mekanisme pertukaran yang harus ditempuh, serta syarat bagi keberlangsungan untuk mempertahankan produksi atas sumber penghidupan tersebut.
Situasi ekstra-lokal, terutama paska krisis ekonomi nasional serta periode pemberlakuan kebijakan otonomi daerah dan desa, mengisyaratkan terjadinya situasi lokal yang lebih dinamis, misalnya keterlibatan warga desa dalam kelembagaan politik lokal atau bahkan memperbesar “push factor” dan “pull factor” di Indonesia. Namun demikian, faktor saling pengaruh dan mempengaruhi dari dinamika lokal ini masih memerlukan identifikasi yang memadai dalam kaitannya dengan penguasaan sumber daya, pilihan bentuk penghidupan, dan prospek penghidupan masyarakat Indonesia.
Perubahan-perubahan dalam masyarakat ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan hidup individu didalamnya. Dalam hidup membutuhkan kebutuhan yang bersifat manusiawi dan hayati. Kebutuhan manusiawi ditujukan untuk meningkatkan martabat dan status mereka ditengah-tengah kehidupan dalam masyarakat. Kebutuhan manusiawi tidak hanya bersifat material semata melainkan juga berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, kesenian, agama, dan ekonomi.
Perubahan mata pencaharian merupakan perubahan pada struktur fungsional masyarakat. Aktivitas mata pencaharian termasuk salah satu dari tujuh unsure kebudayaan universal, dimana setiap unsur tersebut dalam wilayah yang berbeda secara geografis dapat terlihat perbedaan-perbedaannya. Dalam teori determinisme yang memberikan penilaian berbeda bahwa lingkungan alam bukanlah faktor yang memaksakan suatu struktur sosial tertentu melainkan hanya kemungkinannya. Pada akhirnya manusialah yang akan memutuskan apa yang harus dilakukannya dalam mengelola alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebetulnya perubahan sosial merupakan gejala permanen yang senantiasa hadir dan terjadi pada setiap masyarakat demokratis terbuka meupun di masyarakat feodalistis-tertutup. Hanya saja, ada perubahan yang berlangsung dengan sengaja (hasil perancangan dan kebijakan sosial) dan ada pula yang berlangsung begitu lamban, sehingga melahirkan kesan tidak berubah.
Pada umumnya penduduk yang bermata pencaharian petani sebagai unit ekonomi mereka terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan hidupnya. Bagi petani yang mempunyai tanah, minimal mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja sebagai buruh tani atau petani penggarap di tempat tinggalnya.
Adiwilaga dkk. (1987) berpendapat bahwa perubahan mata pencaharian terjadi karena faktor pemilikan lahan yang layak lagi bagi keluarga petani untuk kehidupan dan penghidupannya.
Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan fisik dan sosial ekonominya, seperti bentang alam, bertambahnya pengetahuan, teknologi yang dimiliki penduduk wilayah dengan perubahan waktu relative cepat atau lambt. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahmat dalam Mulyawan (2006) macam dan corak aktivitas manusia berbeda-beda pada tiap golongan atau daerah, sesuai dengan kemampuan penduduk dan tata geografi daerahnya.
Masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya jumlah pengangguran terbuka dalam periode beberapa tahun terakhir ini terus meningkat. Selain itu masalah yang dihadapi Indonesia adalah pendapatan perkapita yang masih rendah dibandingkan dengan negara berkembang lainnya seperti Thailand dan Malaysia.
Pembangunan sektor industri sebagai bagian dari proses pembangunan nasional dalam menigkatkan pertumbuhan ekonomi telah membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut meliputi dampak pembangunan industri terhadap sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan sekitar industri. Dampak pembangunan industri terhadap aspek sosial ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dari sektor pertanian menjadi sektor industri dan perdagangan, dampak lainnya terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas baik bagi masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang. Dampak industri terhadap aspek sosial budaya antara lain berkurangnya kekuatan mengikat nilai dan norma budaya yang ada karena masuknya nilai dan norma budaya baru yang dibawa oleh masyarakat pendatang atau migran. Dampak pembangunan industri terhadap linkungan dapat memberi pengaruh negatif terhadap kelangsungan hidup masyarakat.
Pembangunan industri telah memberikan pengaruh secara langsung dan tidak langsung, pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian, sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah bergesernya mata pencaharian penduduk setempat ke bidang industri dan jasa/perdagangan. Pengaruh langsung dan tidak langsung tersebut juga ada yang positif dan negatif. Pengaruh positifnya adalah menciptakan keanekaragaman kehidupan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sedangkan pengaruh negatifnya adalah munculnya kecemburuan sosial dari pemuda setempat karena adanya persaingan dalam mendapatkan pekerjaan. Pengaruh negatif lainnya adalah berkurangnya lahan pertanian yang menyebabkan petani yang hanya memiliki sedikit lahan dan tidak memiliki keterampilan serta tingkat pendidikan yang rendah menjadi tersingkir (Setyawati, 2002).
Dalam perkembangannya industri di suatu wilayah tidak semuanya menonjol. Ada yang lebih menonjol dibandingkan yang lainnya. Untuk itu, suatu wilayah harus lebih peka dalam menganalisis industri kecil apa yang seharusnya dikembangkan.
Dengan demikian agar pembangunan industri mempunyai peran yang besar dalam pembangunan wilayah maka investasi di sektor yang dalam hal ini industri harus diarahkan pada industri yang memiliki keunggulan komparatif atas yang melakukan spesialisasi. Denagn adanya spesialisasi, maka keterbatasan dana investasi dapat lebih difokuskan pada industri tertentu. Selain itu spesialisasi dapat meningkatkan perdagangan karena spesialisasi akan mengakibatkan surplus di suatu wilayah sehingga surplus tersebut diekspor ke wilayah lain yang kemudian akan menciptakan perdagangan antar wilayah.
B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah tersebut, maka dapat kita tarik rumusan masalahnya, yaitu:
1.      Bagaimana dampak perubahan sosial masyarakat khususnya perubahan terhadap mata pencaharian yang terjadi di Indonesia?
2.      Apa saja perubahan aspek sosial ekonominya yang terjadi dengan adanya pembangunan industri?
C.    TUJUAN
Berdasarkan latar belakang serta perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui dampak perubahan sosial masyarakat khususnya perubahan terhadap mata pencharian yang terjadi di Indonesia.
2.      Mengetahui perubahan aspek sosial ekonominya yang terjadi dengan adanya pembangunan industry pada masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Dampak Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Indonesia
Menurut Soemardjan dan Soemardi (1964) setiap masyarakat selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan. Ada perubahan yang menarik perhatian orang, ada yang pengaruhnya luas, ada yang terjadi lambat, adapula yang terjadi cepat.
Perubahan-perubahan di masyarakat dapat berupa perubahan norma-norma, pola-pola perilaku seseorang, bahasa, mata pencaharian, ilmu pengetahuan, organisasi, susunan dan stratifikasi masyarakat, dan juga mengenai lembaga kemasyarakatan.
Sebab-sebab terjadinya perubahan itu sumbernya ada yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang letaknya di luar masyarakat itu. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri misalnya bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan antara golongan, dan pemberontakan atau evolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri.
Apabila sebab-sebab perubahan itu bersumber dari masyarakat lain maka perubahan-perubahan dalam masyarakat itu perlu juga diketahui saluran-saluran yang dilalui dalam proses perubahan itu, sehingga perubahan itu pada akhirnya dikenal, diterima, diakui, dan digunakan oleh khalayak ramai. Saluran-saluran yang dilalui dalam proses perubahan tersebut pada umumnya adalah lembaga kemasyarakatan dalam bidang pendidikan, ekonomi, pemerintahan, agama, rekreasi dan sebagainya.
Kehidupan manusia dalam suatu system sosial (masyarakat) aktivitasnya selalu mengalami perubahan. Perubahan yang bersifat lambat berjalan secara gradual, sebagai konsekuensi dari adanya kerjasama harmonis antara manusia dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi bisa dalam bentuk pertumbuhan, perkembangan maupun kemunduran manusia.
Pemenuhan kebutuhan dasar manusia merupakan dasar bagi terjadinya perubahan-perubahan baik sosial maupun budaya. Perubahan sosial menunjukkan adanya perubahan pada struktur sosial dari suatu masyarakat, dimana pola hubungan sosial yang lama digantikan oleh pola hubungan sosial yang baru di dalam suatu masyarakat.
Perubahan-perubahan dalam masyarakat ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan hidup individu didalamnya. Dalam hidup membutuhkan kebutuhan yang bersifat manusiawi dan hayati. Kebutuhan manusiawi ditujukan untuk meningkatkan martabat dan status mereka ditengah-tengah kehidupan dalam masyarakat. Kebutuhan manusiawi tidak hanya bersifat material semata melainkan juga berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan, kesenian, agama, dan ekonomi.
Perubahan mata pencaharian merupakan perubahan pada struktur fungsional masyarakat. Aktivitas mata pencaharian termasuk salah satu dari tujuh unsure kebudayaan universal, dimana setiap unsur tersebut dalam wilayah yang berbeda secara geografis dapat terlihat perbedaan-perbedaannya. Dalam teori determinisme yang memberikan penilaian berbeda bahwa lingkungan alam bukanlah faktor yang memaksakan suatu struktur sosial tertentu melainkan hanya kemungkinannya. Pada akhirnya manusialah yang akan memutuskan apa yang harus dilakukannya dalam mengelola alam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sebetulnya perubahan sosial merupakan gejala permanen yang senantiasa hadir dan terjadi pada setiap masyarakat demokratis terbuka meupun di masyarakat feodalistis-tertutup. Hanya saja, ada perubahan yang berlangsung dengan sengaja (hasil perancangan dan kebijakan sosial) dan ada pula yang berlangsung begitu lamban, sehingga melahirkan kesan tidak berubah.
Pada umumnya penduduk yang bermata pencaharian petani sebagai unit ekonomi mereka terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan hidupnya. Bagi petani yang mempunyai tanah, minimal mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja sebagai buruh tani atau petani penggarap di tempat tinggalnya.
Adiwilaga dkk. (1987) berpendapat bahwa perubahan mata pencaharian terjadi karena faktor pemilikan lahan yang layak lagi bagi keluarga petani untuk kehidupan dan penghidupannya.
Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan fisik dan sosial ekonominya, seperti bentang alam, bertambahnya pengetahuan, teknologi yang dimiliki penduduk wilayah dengan perubahan waktu relative cepat atau lambt. Seperti yang dikemukakan oleh Abdurrahmat dalam Mulyawan (2006) macam dan corak aktivitas manusia berbeda-beda pada tiap golongan atau daerah, sesuai dengan kemampuan penduduk dan tata geografi daerahnya.
Perubahan mata pencaharian ini bisa terjadi secara sadar maupun terpaksa karena adanya penekanan dari faktor intern atau ekstern. Faktor ekstern yang disengaja, misalnya adanya pembangunan sarana fisik seperti pembangunan untuk pemukiman dan perumahan, industry ataupun sarana fisik lainnya yang menyebabkan terjadinya pergeseran mata pencaharian dari lahan pertanian ke lahan non pertanian, sedangkan faktor intern misalnya jumlah pendapatan petani yang dirasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, jumlah tanggungan keluarga petani, srta pendidikan dan pengalaman bekerja pada sektor pertanian.
Menyempitnya lahan pertanian untuk kepentingan pembangunan, menyebabkan penduduk terutama penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sebagian dari mereka mengalihkan kegiatannya dari sektor pertanian ke sektor non pertanian, hal ini dilakukan untuk mempertahankan hidupnya.
Di sisi lain, pemerintah mencanangkan upaya merevitalisasi pertanian dengan keyakinan bahwa pertanian memiliki masa depan yang cerah. Berbagai pandangan mengenai dinamika dan perubahan yang mempengaruhi pertanian, baik dari kubu pesimis yang memandang pertanian akan menghilang akibat berbagai eksploitasi dan agenda sosial politik di tingkat yang lebih, luas dan kubu optimis yang memandang bahwa pertanian adalah tetap merupakan tulang punggung pembangunan yang perlu divitalisasi kembali melalui berbagai cara. Dari operasionalisasi dua perspektif (agenda) itu, kemudian akan berusaha menjelaskan bagaimana dua pandangan itu berimplikasi kepada gerakan dan pengorganisasian petani di tingkat akar rumpur melalui keputusan-keputusan hidup yang dipilih oleh generasi pemuda di Indonesia.
Menurut Ibrahim, J.T, (2002), industrialisasi pada masyarakat agraris merupakan salah satu contoh bentuk perubahan sosial yang tingkat pengaruhnya besar pada sendi-sendi dasar kehidupan manusia. Secara umum, perubahan tersebut membawa pengaruh besar pada sistem dan struktur sosial. Proses industrialisasi merubah pola hubungan kerja tradisional menjadi modrn rasional.
Menurut schneider (1993) industri merupakn jaringan yang helainya menjangkau hampir setiap aspek masyarakat, kebudayaan, dan kepribadian. Industri juga merupakan sebuah faktor penting dalam membentuk masalah-masalah sosial yang kompleks.
Kuwartojo dalam Setyawati (2002) mendefenisikan industri sebagai kegiatan untuk menghasilkan barang-barang secara massal, dengan mutu yang bagus untuk kemudian dijual dan diperdagangkan. Guna menjaga kemassalannya digunakan sejumlah tenaga kerja dengan peralatan, teknik dan cara serta pola kerja tertentu .
Industri menurut skalanya yaitu:
1.      Industri besar adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 100 orang atau lebih.
2.      Industri sedang adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 20 sampai 99 orang.
3.      Industri kecil adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 5 sampai 19 orang.
4.      Industri rumah tangga adalah usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja atau karyawan 1 sampai 4 orang.
Pembangunan dan perkembangan industry mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan di berbagai aspek sosial ekonomi masyarakatnya. Perubahan tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan, dan perubahan jumlah sarana dan prasarana. Perubahan-perubahan tersebut kemudian menimbulkan dampak positif maupun negative. Dampak positif pembangunan industri merupakan kondisi perubahan dalam masyarakat akibat adanya pembangunan industri yang memberikan keuntungan meningkat baik langsung maupun tidak langsung dari kondisi sebelumnya.
Salah satu bentuk dampak positif dari perkembangan serta pembangunan industri yaitu penciptaan peluang usaha dan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Selain itu juga akan semakin bertambahnya sarana serta prasarana seiring dengan semakin berkembangnya industry. Hal ini memudahkan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-harinya. Aktivitas masyarakat sebelum berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk pergi ke sawah, atau ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menjual hasil pertaniannya, namun saat ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai baik yang disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah.
Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana tersebut belum semua dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya yang memerlukan pengeluaran biaya besar seperti pemasangan telefon, tetapi setidaknya sarana dan prasarana yang tersedia lebih mudah dijangkau dan biaya yang relatif ekonomis, misalnya sekolah-sekolah dasar, pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu, tempat ibadah, dan sarana olahraga. Sementara untuk sarana jalan umum tidak hanya dapat dimanfaatkan langsun oleh pihak perusahaan, dan masyarakat lapisan menengah keatas yang memiliki kenderaan, tetapi juga masyarakat lapisan menengah kebawah juga dapat memanfaatkannya dengan tersedianya angkutan umum yang masuk dalam wilayah desa, sehingga masyarakat desa tidak perlu lagikeluar wilayah dengan berjalan kaki atau menggunakan kenderaan yang tidak memadai untuk menujukota kecamatan atau kota kabupaten.
Dampak negative dari Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang berdampak positif namun di sisi lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif, dampak negatif tersebut antara lain terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri sepertipolusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara. Selain pencemaran lingkungan dampak negatif yang terjadi antara lain adanya potensi konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa dengan masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di sektor industri.
B.     Perubahan Sosial Ekonomi yang Terjadi Karena Perubahan Mata Pencaharian
Pembangunan dan perkembangan industry mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan di berbagai aspek sosial ekonomi masyarakatnya. Perubahan tersebut meliputi perubahan mata pencaharian, perubahan jumlah kesempatan, perubahan tingkat pendapatan, dan perubahan jumlah sarana dan prasarana.
1.      Penciptaan peluang usaha dan pekerjaan
Kehadiran industri membawa pengaruh terhadap mata pencaharian penduduk, dimana sebelum adanya industri sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan sebagian lagi terbagi dalam beberapa mata pencaharian tertentu saja seperti buruh industri batu bara dan sebagainya. Dengan dibangun dan berkembangnya industri masyarakat mempunyai peluang usaha yang lebih luas.
Sector pekerjaan lain yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah usaha berdagang, misalnya masyarakat asli desa membangun warung-warung kecil di rumah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih ekonomis juga mudah untuk di jangkau.
2.      Ketersediaan sarana dan prasarana
Bertambahnya jumlah sarana dan prasarana setelah berkembangnya industri telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Aktivitas masyarakat sebelum berkembang industri lebih banyak dilakukan untuk pergi ke sawah, atau ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari atau menjual hasil pertaniannya, namun saat ini masyarakat dapat dengan mudah melakukan berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai baik yang disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah.
Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana tersebut belum semua dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya yang memerlukan pengeluaran biaya besar seperti pemasangan telefon, tetapi setidaknya sarana dan prasarana yang tersedia lebih mudah dijangkau dan biaya yang relatif ekonomis, misalnya sekolah-sekolah dasar, pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu, tempat ibadah, dan sarana olahraga. Sementara untuk sarana jalan umum tidak hanya dapat dimanfaatkan langsun oleh pihak perusahaan, dan masyarakat lapisan menengah keatas yang memiliki kenderaan, tetapi juga masyarakat lapisan menengah kebawah juga dapat memanfaatkannya dengan tersedianya angkutan umum yang masuk dalam wilayah desa, sehingga masyarakat desa tidak perlu lagikeluar wilayah dengan berjalan kaki atau menggunakan kenderaan yang tidak memadai untuk menujukota kecamatan atau kota kabupaten.
3.      Jumlah pendapatan
Hal ini berhubungan dengan masalah ekonomi. Pendapatan berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya. Penyediaan lapangan kerja mutlak dilakukan oleh semua pihak agar masyarakat memiliki pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanpa itu semua, mustahil manusia dapat mencapai kesejahteran.
Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha diperlukan agar masyarakat mampu memutar roda perekonomian yang pada akhirnya mampu meningkatkan jumlah pendapatan yang mereka terima. Dengan pendapatan yang mereka terima ini, maka masyarakat dapat melakukan transaksi ekonomi.
Tingkat pendapatan dapat menunjukkan tinggi rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat tertentu. Hal ini sesuai dengan permasalahan yang terjadi di Indonesia yaitu masih rendahnya tingkat pendapatan sebagian besar petani.
Selain ditentukan oleh tingkat produktivitas lahan, modal serta kemampuan petani dalam mengolah lahan, pendapatan petani dipengaruhi juga oleh luas lahan garapan, karena semakin luas lahan garapannya maka pendapatannya pun akan semakin besar. Karena hal inilah, maka banyak masyarakat di Indonesia yang lebih memilih bermata pencaharian di sektor industry dari pada di sektor pertanian, selain memiliki resiko yang cukup besar (apabila terjadi gagal panen, atau membutuhkan modal yang cukup besar dan membutuhkan lahan yang cukup luas pula), sektor pertanian juga lebih menggantungkan terhadap keadaan cuaca.

0 komentar:

Posting Komentar